Lee Jae-myung Dilantik: Babak Baru Demokrasi Dimulai

Berita9 Views

Korea Selatan resmi memiliki pemimpin baru. Lee Jae-myung, politisi progresif dari Partai Demokrat, dilantik sebagai Presiden Korea Selatan pada 4 Juni 2025, menggantikan Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan akhir tahun lalu. Pelantikan ini menandai babak baru dalam demokrasi Negeri Ginseng setelah krisis politik dan sosial yang sempat mengguncang negara tersebut.

Latar Belakang: Dari Pemakzulan hingga Pemilu Kilat

Pemilihan presiden luar biasa ini diadakan setelah Yoon Suk Yeol dimakzulkan oleh parlemen atas keputusan deklarasi darurat militer yang dinilai inkonstitusional. Keputusan Mahkamah Konstitusi menguatkan pemakzulan tersebut dan memaksa diadakannya pemilu lebih cepat.

Dalam pemilu yang digelar pada 3 Juni 2025, Lee Jae-myung berhasil mengungguli pesaingnya Kim Moon-soo dari kubu konservatif dengan perolehan suara 49,42% berbanding 41,15%. Kemenangan ini menandai kebangkitan kembali kubu progresif setelah sempat kalah dalam pemilu 2022.

Siapa Lee Jae-myung?

Lee Jae-myung adalah tokoh yang cukup populer di kalangan masyarakat kelas menengah dan bawah. Ia dikenal sebagai mantan buruh pabrik, pengacara hak asasi manusia, dan wali kota Seongnam serta Gubernur Provinsi Gyeonggi. Karier politiknya dibangun dari bawah, dengan reputasi sebagai pemimpin yang tegas, pro-transparansi, dan berani melawan oligarki politik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Lee sempat diterpa kontroversi, namun ia tetap tampil kuat dalam jajak pendapat. Gaya retorikanya yang lugas dan program-programnya yang menyentuh kebutuhan rakyat kecil menjadi modal besar dalam kampanyenya.

Program Utama dan Visi Pemerintahan

Pemulihan Ekonomi yang Inklusif

Lee menjanjikan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan. Fokusnya adalah pada pengembangan UMKM, digitalisasi industri, dan pengurangan pengangguran anak muda. Ia juga menolak sistem ekonomi yang hanya menguntungkan konglomerat besar.

Reformasi Politik dan Penegakan Hukum

Lee menekankan perlunya membangun kembali kepercayaan publik terhadap lembaga negara. Ia mengusulkan reformasi lembaga penegak hukum, penguatan kebebasan pers, dan peningkatan transparansi anggaran. Sistem checks and balances akan diperkuat untuk mencegah otoritarianisme.

Kebijakan Luar Negeri Seimbang

Dalam pidato pertamanya sebagai presiden, Lee menyatakan akan menjaga hubungan strategis dengan AS dan Jepang, namun juga membuka komunikasi damai dengan Korea Utara. Ia juga berjanji akan merumuskan kebijakan luar negeri yang lebih independen dan berbasis pada kepentingan nasional.

Tantangan Awal Pemerintahan Baru

Lee mewarisi pemerintahan yang tengah dilanda fragmentasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Ia harus menghadapi tantangan polarisasi masyarakat, potensi resistensi dari parlemen yang masih didominasi lawan politik, serta isu-isu seperti keamanan regional dan tensi dengan Korea Utara.

Selain itu, kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah berada di titik rendah. Tugas utama Lee adalah merangkul semua elemen masyarakat, membangun dialog lintas kubu, dan menjalankan janji politiknya secara konsisten.

Harapan dan Prospek Masa Depan

Masyarakat Korea Selatan, terutama generasi muda dan kalangan pekerja, menyambut kepemimpinan baru ini dengan harapan besar. Mereka menginginkan perubahan nyata dalam kesejahteraan, keadilan sosial, dan perbaikan tata kelola pemerintahan.

Lee Jae-myung hadir sebagai simbol dari perubahan tersebut. Ia membawa janji, namun juga tantangan besar yang harus dibuktikan dengan kerja keras dan kepemimpinan inklusif.

Masa Depan Korea Selatan di Tangan Rakyat

Kepemimpinan Lee Jae-myung membuka lembaran baru bagi demokrasi Korea Selatan. Apakah ia akan berhasil membawa negeri ini menuju era baru yang lebih adil dan sejahtera, masih menjadi pertanyaan waktu. Namun satu hal yang pasti: harapan telah kembali tumbuh, dan rakyat Korea siap menjadi bagian dari perubahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed