Konflik Israel-Iran: Ketegangan yang Mengancam Stabilitas Global

Berita43 Views

Konflik antara Israel dan Iran telah berlangsung selama beberapa dekade dan menjadi salah satu titik panas geopolitik paling berbahaya di dunia. Ketegangan yang bermula dari perbedaan ideologi, kepentingan strategis, dan dominasi regional ini terus mengalami eskalasi, terutama dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan teknologi militer, intervensi proksi, dan pengaruh global dari kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Rusia. Artikel ini akan mengulas secara mendalam latar belakang konflik Israel-Iran, dinamika terkini di tahun 2025, serta potensi dampaknya terhadap kawasan dan dunia internasional.

Latar Belakang Sejarah Konflik Israel-Iran

Konflik Israel-Iran

Sebelum Revolusi Islam 1979, Iran dan Israel memiliki hubungan diplomatik dan kerja sama ekonomi. Namun, setelah Ayatollah Khomeini berkuasa dan membentuk Republik Islam Iran, hubungan keduanya memburuk drastis. Iran kemudian menjadi salah satu negara yang paling vokal menentang eksistensi Israel, menyebutnya sebagai “rezim Zionis ilegal.”

Persaingan Regional dan Kepentingan Ideologi

Konflik ini tidak hanya bersifat politik, tetapi juga ideologis. Iran, sebagai negara Syiah terbesar, memproyeksikan dirinya sebagai pelindung kelompok-kelompok anti-Israel seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Palestina, dan milisi Syiah di Suriah dan Irak. Di sisi lain, Israel memandang Iran sebagai ancaman eksistensial, terutama sejak Iran mengembangkan program nuklirnya.

Isu Nuklir: Pusat Ketegangan

Konflik Israel-Iran

Iran mengklaim program nuklirnya bertujuan damai untuk pembangkit listrik. Namun, Israel dan banyak negara Barat menuding Iran menyembunyikan ambisi untuk membuat senjata nuklir. Ketakutan ini membuat Israel beberapa kali mengancam akan melakukan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran jika negosiasi diplomatik gagal.

Perjanjian Nuklir dan Sanksi Internasional

Kesepakatan nuklir JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action) yang ditandatangani tahun 2015 sempat meredakan ketegangan, namun ditarik kembali oleh AS pada 2018 di bawah Donald Trump. Sejak itu, Iran kembali memperkaya uranium di atas batas yang ditetapkan dan pengawasan internasional melemah.

Konflik Proksi dan Serangan Militer

Israel dan Iran telah lama terlibat dalam “perang bayangan.” Serangan siber terhadap infrastruktur, pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, serta serangan udara terhadap pasukan pro-Iran di Suriah, adalah bagian dari pola eskalasi tidak langsung yang telah terjadi selama satu dekade.

Serangan Langsung dan Retaliasi

Dalam beberapa tahun terakhir, konflik mulai berubah menjadi lebih terbuka. Pada awal 2024, terjadi serangan drone besar-besaran dari Iran terhadap wilayah Israel, yang kemudian dibalas dengan serangan udara Israel ke wilayah dalam Iran, termasuk fasilitas militer di Isfahan dan Natanz. Dunia pun menyoroti kemungkinan perang terbuka berskala besar.

Sikap Negara-Negara Lain

AS merupakan sekutu utama Israel dan secara terbuka mendukung hak Israel untuk membela diri. Namun, AS juga berusaha menghindari perang langsung dengan Iran yang dapat mengguncang pasar energi global.

Rusia dan Cina

Rusia dan Cina cenderung mengambil posisi lebih netral, meskipun keduanya menjalin kerja sama ekonomi dan militer dengan Iran. Mereka menyerukan penyelesaian diplomatik, namun tidak segan mengecam serangan sepihak oleh Israel.

Negara-Negara Arab

Beberapa negara Teluk seperti Arab Saudi dan UEA secara terbuka menjalin hubungan diplomatik dengan Israel melalui Abraham Accords. Namun, mereka juga waspada terhadap potensi konflik besar yang bisa menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam perang regional.

Dampak Global dan Potensi Eskalasi

Konflik ini berpotensi menyulut ketegangan sektarian Sunni-Syiah, memperparah krisis pengungsi, dan mengacaukan stabilitas politik di negara-negara seperti Lebanon, Suriah, dan Irak.

Ancaman terhadap Keamanan Energi

Selat Hormuz, yang menjadi jalur vital ekspor minyak dunia, berada dalam jangkauan militer Iran. Ketegangan yang meningkat di kawasan ini dapat menyebabkan lonjakan harga minyak global dan krisis energi.

Risiko Perang Skala Penuh

Bila eskalasi terus berlanjut tanpa intervensi diplomatik yang efektif, dunia dapat menyaksikan pecahnya perang terbuka antara dua kekuatan militer besar di Timur Tengah. Ini akan menjadi tragedi kemanusiaan dan mengganggu tatanan global pasca-pandemi.

Mendukung Upaya Perdamaian

Konflik Israel-Iran adalah kombinasi kompleks antara sejarah, ideologi, geopolitik, dan teknologi militer. Ketegangan yang terus membara tidak hanya berdampak bagi kedua negara, tetapi juga membawa konsekuensi luas bagi Timur Tengah dan dunia.

Upaya diplomasi harus terus digalakkan, meskipun mediasi tampak semakin sulit di tengah meningkatnya tindakan saling serang. Komunitas internasional dituntut untuk bersikap aktif dan bijaksana dalam mencegah konflik ini berubah menjadi bencana global. Penting bagi masyarakat dunia untuk terus memantau perkembangan ini dan mendukung upaya perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *